Sabtu, 21 Maret 2009

Pentol Bakar Es Teh Manis

Berawal dari kunjungan adikku ke Surabaya, mau tidak mau aku harus jadi guidenya, padahal siang itu aku masih menghadiri acara wisuda teman, tapi tidak apa-apalah, jarang-jarang adikku ke Surabaya:). Dari acara wisuda teman aku dan Prili langsung ke gubeng jemput adikku, karena sudah masuk jam makan siang, perut sudah mulai keroncongan. Awalnya aku pengen ajak makan didaerah SMA komplek, maklum udah lama tidak makan mie 'petek' depan SMA komplek atau kalau tidak ada ya sotonya cak To yang maknyuz, tapi aku lupa kalau hari itu hari minggu jadi hasrat makan mie 'petek' harus ditahan. Sedih. Akhirnya si Prili kasih ide makan didaerah kampus B, didepannya tepatnya, katanya sih harganya lumayan murah. Ya sudah akhirnya kita bertiga langsung menuju kesana. Kesan pertama liat warungnya sih lumayan bersih, sedia masakan chinese gitu, koloke, fu yung hai dan kawan-kawan. Namanya kalau tidak salah warung 'Airlangga', pinggirnya cafe Piza. Dari menu yang ditawarkan, aku tertarik dengan satu menu yang 'nyeleneh' dari teman-temannya dalam daftar menu, nasi bakso bakar. Akhirnya aku putuskan memilih menu itu plus es teh manis karena udara siang itu panas banget jadi hasrat minum yang dingin-ding semakin menggebu. Kira-kira 15 menit menunggu, akhirnya pesananku datang. Setelah melihat pesananku, menurutku salah kalau namanya nasi bakso bakar karena tidak ada setetespun kuah yang dihidangkan, lebih tepat kalau diberi nama nasi pentol bakar.
Seperti yang ada di foto, cuma ada nasi, pentol dan sambal kecap. Kalau boleh aku komentar, menurutku pentolnya enak, bumbunya terasa soalnya pentolnya dipotong seperti tukang buah motong kedondong jadi bagian dalamnya juga ikut terkena bumbu. Rasa khas daging yang dibakar juga tidak ketinggalan. Nasinya lumayan banyak, ada taburan bawang gorengnya, jadi semakin terasa gurih. Sambel kecapnya juga lumayan, ada irisan cabenya jadi kalau pas cabenya ikut termakan ya, maknyoz, hahaha. Apalagi waktu itu udara panas sekali wah bisa dibayangkan panas-panas makan cabe, dijamin keringat meleleh, hehehe. Untung aja ada es teh jumbo, jadi bisa langsung teguk, uuaah...segar! Masalah harga lumayanlah, 6000 perak kalau tidak salah. Kalau tertarik, coba ya?!:)

Salam hijau.

7 komentar:

  1. Fantastis, bombastis, eksotis, unbelievable, mak nyuss, hummy, yummy, dll.
    Yo gak onok kuahe lek, lha wong dibakar, ya nguap kuahe...
    Mau.. mau..

    BalasHapus
  2. hahaha yo iyo setz kalau dibakar ya gak ada kuahnya..ayak-ayak wae dirimu.

    maksudku kalau yang namanya bakso kan pasti ada kuahnya, lha ini yang dibakar kan pentolnya jadi seharusnya namanya kan pentol bakar bukan bakso bakar,hehehe

    BalasHapus
  3. ah ini mah sangat minimalis, saya kurang tergoda...

    BalasHapus
  4. iya yos minimalis sekali tapi rasanya top markotop kok, lumayan...hehehe

    BalasHapus
  5. Wah kayaknya enak banget walau sederhana....
    Dimana alamat warungnya ?

    BalasHapus
  6. didepan kampus Unair B, gandeng dengan cafe Piza:)

    BalasHapus

Ads Inside Post