Sabtu, 03 Oktober 2009

Suramadu On The Spot

Puasa tidak menyurutkan niat kami untuk menyeberang ke Madura pagi-pagi buta. Ya, puasa memang bukan alasan untuk kita bermalas-malasan. Paling tidak begitu teorinya.

Tepatnya 3 hari sebelum lebaran, saya bersama beberapa teman akhirnya jadi juga menyeberang ke pulau penghasil garam terbesar di negara kita ini. Sebenarnya tujuan utama bukan ke Maduranya, tapi nyeberang via Suramadunya yang ingin kami lakukan soalnya ada salah satu teman dari Bandung yang katanya belum pernah lewat jembatan yang jadi icon baru Surabaya itu. Rencana awal sih setelah sholat subuh langsung siap-siap kemudian jam 5 berangkat, tetapi karena sebagian besar jam kita adalah jam 'karet' jadi sesuai dengan sifat karet yang elastis maka jam keberangkatan kamipun juga begitu. Elastis disini sudah biasa diartikan molor, bukan lebih awal.

Sudah seperti club motor saja posenya :)

Awalnya sempat kaget karena semalam sebelumnya yang berikrar ingin ikut hanya segelintir orang saja, eh saat hari H bisa rame begini. Dari hanya 6 orang jadi 13 orang, wah..seru!! Kami start dari sekitaran bundaran ITS , kira-kira setengah enam kami berbondong-bondong menuju Suramadu, sudah seperti orang mau kampanye parpol saja kami ini:)

Menatap Suramadu dari sisi Surabaya

Kami putuskan untuk tidak langsung menyeberang, kami sempatkan dulu menikmati Suramadu dari sisi Surabaya. Melihat-lihat sebentar kemegahan jembatan yang diperkirakan tahan untuk waktu 100 tahun ini dan tentu saja mengambil gambar. And 3..2..1..chheerrss! Yap! inilah awal kenarsisan kami di depan kamera,hahaha.

Puas mengambil gambar kamipun putar balik masuk gerbang tol Suramadu. Beruntung saat itu masih sepi jadi kami tidak usah antri untuk membayar karcis masuk. Didepan sudah terpampang pemandangan selat Madura yang bisa dibilang sudah tidak biru lagi tapi tidak apalah yang penting ini pengalaman pertama lewat Suramadu, mungkin ini yang ada di benak teman saya itu.

Contoh berlalu lintas yang tidak baik :D

Saat hampir di tengah jembatan, kenarsisan kamipun mulai muncul lagi. Tanpa perlu komando, Erma sang fotografer yang rela kami bayar hanya dengan ucapan terima kasih langsung jeprat jepret mengabadikan kenarsisan kami. Karena asyik berpose, sejenak kami lupa kalau ini adalah jalan umum sehingga tidak jarang bunyi klakson terdengar dari motor yang ingin mendahului. Hehheee maafkan khilaf kami ya om.

Foto favorit saya :p

Ternyata tidak sampai disitu saja kenarsisan kami, sesampai di sisi Madura, baru saja markir motor sudah pasang gaya sendiri-sendiri, wah wah wah sudah seperti artis top saja, hehehe. Suasana pagi itu cerah sekali, jadi ini adalah timing yang tepat untuk mengambil gambar, begitu teori yang saya peroleh dari eyang google.

Manipulasi pengambilan gambar, bukan editan

Bosan dengan spot sebelumnya, kamipun pindah. Bukit kecil di pinggir jalanpun tidak luput jadi korban kenarsisan kami. Meskipun terlihat agak susah untuk naik, ditambah sinar matahari yang sudah mulai panas toh tidak menyurutkan niat kami untuk foto disitu. Saatnya kenarsisan berkuasa, hahaha.

Nunggu nunutan truk ta rek? :D

Menurut saya kurang afdol rasanya kalau kita pergi kesuatu tempat tanpa berfoto dengan latar belakang tulisan, tanda, atau apalah yang menunjukkan kita pernah ke tempat itu. Kalau tidak begitu takutnya dibilang omong gondrong.

Ita yang ambil gambar. Likes this! :)

Jalan-jalan pagi kali ini memang cukup seru, meskipun hanya sebentar tapi cukup mengobati kekecewaan saya yang liburan panjang kemarin tidak bisa kemana-mana karena alasan klasik. Tidak ada dana. Hahhhh saatnya menabung for next destination. Amin.

nb : terima kasih untuk kalian semua rek, ayo jalan-jalan lagi :)

Ads Inside Post