Senin, 01 November 2010

Baca Apa Saja Asal Bermanfaat


Saya sangat setuju dengan pepatah yang mengatakan kalau membaca itu adalah jendela dunia. Ya, memang begitulah kenyataan yang saya rasakan, pun juga bagi ibu saya. Sejak saya dan adik saya masih kecil, beliau memang sudah mengajarkan kepada kami supaya gemar membaca. Membaca apa saja, yang penting bermanfaat.

Orang tua, terutama ibu saya, tidak pernah merasa keberatan kalau anak-anaknya minta dibelikan buku. Malah kadang kami tiba-tiba dibelikan meskipun tidak minta. Dan akhirnya mau tidak mau, membaca menjadi salah satu hobi saya hingga sekarang, nggak tahu kalau adik saya, hehe.

Jujur saja, sejak dari kecil hingga sekarang, bacaan favorit saya adalah majalah, bukan komik, bukan juga novel, apalagi paper ilmiah. Entah kenapa tapi bagi saya membaca majalah itu nggak membosankan, bisa jadi karena layout yang menarik dan banyak gambarnya. Namun, karena saya adalah mahasiswa jurusan teknik, sudah barang tentu banyak paper dan jurnal ilmiah yang menunggu untuk saya baca. Kadang saya menghayal, seandainya paper ilmiah itu seperti majalah, mungkin saya akan betah berlama-lama membacanya, huehehe.

Pada postingan omong gondrong kali ini, saya akan sedikit mereview top two bacaan-bacaan favorit saya mulai dari TK hingga sekarang, yang kebanyakan memang didominasi majalah. Oke kawan, mari kita bernostalgia sejenak:)

-TK-
Di entry level jenjang pendidikan saya ini selain hobi meng-grafity (baca : corat-coret) tembok kamar, saya suka membaca buku belajar membaca yang isinya tentang cara mengeja kata. Memang kurang menarik bagi kita yang sudah bisa membaca seperti sekarang, tapi bagi saya buku ini memiliki andil cukup besar dalam membantu saya belajar membaca, selain diajari langsung oleh orang tua atau guru saya tentunya.



-SD-
Saat SD, saya suka membaca majalah Kuncup, Donald Bebek, Mentari Putera Harapan dan Bobo. Dua yang terakhir tadi adalah favorit saya. Dulu ibu saya langganan dua-duanya, seingat saya sejak kelas dua saya sudah punya majalah ini sampai berhenti langganan saat masuk SMP.
Rubrik favorit saya di majalah Bobo dulu adalah Ensiklobobo, banyak sekali pengetahuan yang saya dapat dari rubrik ini. Selain itu juga masih banyak rubrik lain yang tidak kalah menarik, seperti Apa kabar Bo?, Boleh Tahu, Cerpen, Arena Kecil, Tak Disangka dll. Lalu masih ingatkah kalian dengan tokoh-tokoh kartun di majalah ini selain Bobo, Coreng, Cimut dan keluarga Bobo lainnya? Yap, masih ada Nirmala dan Oky serta cerita dua sahabat, Bona dan Rong-Rong yang selalu menghuni halaman terakhir majalah ini.

Kalau rubrik di majalah Mentari saya agak lupa. Selain cerpen, yang saya ingat mungkin hanya dongeng kecerdikan Abunawas dan sihirnya Hamindalid saja.

-SMP-
Di bangku SMP inilah saya mulai mengenal komik. Waktu itu yang lagi populer adalah komik Dragon Ball dan Detektif Conan, tapi kalau ditanya mana yang lebih saya suka, Detektif Conan adalah pilihan saya. Saya ingat, dulu saya dan adik saya sering berlagak jadi Conannya. Jadi kami bersama membaca salah satu kasus pembunuhan yang ada di komik, lalu kami sok-sokan menganalisa dan menebak kira-kira siapa pembunuh yang ada di kasus tadi. Kadang tebakan kami benar, meskipun dengan analisa yang ngawur, hahaha.

Selain komik Detektif Conan, saya suka sekali membaca tabloid Soccer. Meskipun saya tidak suka main bola tapi saya selalu update berita-berita seputar sepak bola khususnya Liga Italia yang waktu itu lagi heboh, biar nggak kalah sama teman-teman yang lain. Selain itu juga karena ada bonus poster pemain sepak bola hampir di setiap edisinya. Seingat saya dulu harganya Rp. 2500,- jadi saya setiap hari nabung Rp. 500,- untuk membeli tabloid ini setiap minggunya:)


-SMA-
Saya mulai suka musik saat duduk di bangku SMA. Alat musik yang pertama saya suka waktu itu adalah gitar karena bisa dimainkan dimana saja, termasuk di kos-kosan saya. Demi memenuhi keinginan saya itu, saya akhirnya memutuskan belajar bermain gitar. Saya lebih suka belajar otodidak dengan membaca chord-chord lagu dari majalah musik. Hotchord saat itu menjadi pilihan saya, karena paling murah dan ada bonus posternya.

Entah kenapa waktu itu saya tiba-tiba ingin membeli tabloid Home ini. Yang jelas, setelah saya baca untuk yang pertama kali, saya merasa kalau tabloid ini isinya menarik, berisi banyak inspirasi tentang desain interior dan exterior rumah. Waktu itu saya sempat berpikir kalau kuliah nanti saya ingin mengambil jurusan desain interior atau arsitek saja, ya..walaupun akhirnya sekarang saya di jurusan komputer, tapi biarlah itu jadi salah satu hobi saya:)


-Kuliah-
Tabloid PCplus inilah yang mendominasi tumpukan buku-buku saya saat ini, selain buku-buku kuliah tentunya. Harganya nggak terlalu mahal, menurut saya isinya juga lengkap dan selalu up to date membahas teknologi komputer terbaru, bagaimana tidak lha terbitnya 2 minggu sekali. Selain itu, bonus cd software yang ada di setiap edisinya juga menjadi salah satu alasan saya membeli tabloid ini.

Akses internet yang semakin cepat hingga menjangkau kamar kos-kosan, membuat saya jadi jarang membeli majalah di kios atau toko buku. Saya lebih sering membaca majalah versi on-line atau mendownloadnya secara gratisan dalam bentuk e-book. Favorit saya adalah majalah Exposure. Memang ada kekurangannya, nggak semua isi yang ada di versi cetak juga ditampilkan di versi on-linenya. Saya pikir wajar, lha memang gratisan,kalau mau lengkap ya beli versi cetaknya. Kalau dalam bentuk ebook memang isinya sama dengan versi cetaknya hanya saja kita perlu sebuah gadget untuk membacanya seperti i-pad atau ebook reader supaya kita bisa membaca dengan nyaman layaknya membaca buku. Kalau saya sih, pakai laptop saya saja sudah cukup:)

[ all image from google ]

Ads Inside Post