Selasa, 27 Juli 2010

Staring.


Saya suka sekali dengan anak-anak. Bukan, saya bukan mahasiswa pedofil, saya laki-laki normal kok. Hanya saja, entah itu karena tingkah polah mereka yang polos, wajah mereka yang innocent,atau senyum mereka yang muaniisss sekalipun hanya dengan dua gigi kelinci saja, yang jelas mereka selalu sukses membuat saya tersenyum,hehe. Tatapan mata mereka jujur. Mereka belum mahir berbohong seperti Anda saya, menyembunyikan perasaanpun mereka sama sekali tidak pandai, mereka adalah makhluk manis yang ekspresif. Apa adanya. Kalau mau nangis ya nangis, ketawa ya ketawa, kebelet pipispun juga kadang nggak pakai warning, nggak ada itu yang namanya diempet, hehe.

Waktu main ke Balai Pemuda minggu pagi kemarin, saya sempat jeprat-jepret nggak jelas ngambil gambar anak-anak kecil, yah itung-itung ikut memperingati Hari Anak Nasional, huehehe. Ekpresinya macem-macem, ada yang malu-malu, ada yang cuek, yang tidurpun juga ada, okelah kalau begitu cekidot saja langsung:)


Ceritanya si cewek manis ini pengen cepet-cepet pulang, dia ngrengek ke ibunya minta pulang tapi si ibu sepertinya masih asyik nonton reog. Sadar kalau mau saya ambil gambar, dia buru-buru ngumpet di balik bahu ibunya sambil sesekali ngintip saya, hehe.


Senyum dong, jangan mencep begitu:)


Anak ini antusias sekali nonton reog sampai nggak sadar kalau saya ambil gambar:D


Anak ini nggak peduli, meskipun sekitarnya ramai penonton dan panas, kalau ngantuk ya tidur aja, hehe.


Ini keponakan saya, si Mayo, waktu buka file-file foto di laptop nemu foto ini:)

Yang ini sudah bukan anak-anak lagi. Setelah nonton atraksi makan beling di Balai Pemuda minggu kemarin, teman kos saya ini langsung terobsesi. Lihatlah tatapan matanya, ngeri.

Kamis, 01 Juli 2010

Jalan-jalan meransel ke Pulau Sapudi

Liburan panjang datang lagi, saatnya jalan-jalan. Kali ini jalan-jalan saya agak berbeda dengan yang sebelum-sebelumnya. Biasanya untuk menuju ke tempat tujuan saya menggunakan mobil, entah mobil rental atau punya teman, tapi kali ini saya dan teman-teman naik motor. Kalau biasanya nginep di penginapan, kali ini numpang rumah orang, yang seperti ini benar-benar pertama buat saya.

Yang terasa berbeda lagi adalah kali ini jalan-jalan saya bersama 3 orang yang sudah pernah mengunjungi beberapa tempat bagus di Indonesia, ada Ayos yang sudah pernah ke Belitung dan Pulau Komodo, Nuran yang sudah pernah ke Derawan dan juga ke Pulau Komodo bersama Ayos serta Putri yang sudah pernah menjejakkan kaki di Karimun Jawa.Ya saya merasa beruntung saja bisa jalan-jalan bareng mereka, hehe.

Tidak hanya itu, karena mereka semua suka menulis maka setelah jalan-jalan pasti akan mereka ceritakan dalam bentuk tulisan, tidak terkecuali traveling kali ini. Jadi sejak sebelum berangkat memang sudah ada rencana akan menuliskannya dalam bentuk e-book.

Destinasi kami adalah pulau-pulau kecil disebelah timur pulau Madura, tapi karena ombak yang tidak memungkinkan untuk kami menyeberang ke pulau-pulau kecil itu jadilah kami hanya meng-explore satu pulau saja yaitu pulau Sapudi. Semua cerita perjalanan ini kami rangkum dalam sebuah e-book sebanyak 30 halaman yang bisa dibaca secara online di scribd atau bisa di unduh secara gratis lewat ziddu.

Meskipun saya hanya nyumbang tulisan sedikit di e-book ini tapi ada kebanggaan tersendiri bagi saya bisa nulis bareng orang-orang hebat seperti mereka, hehehe. Selamat membaca, happy traveling!:)

Bebek Songkem


Kalau lewat daerah Sampang, Madura, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi kuliner Bebek Songkem. Kalau biasanya daging bebek dimasak dengan cara digoreng atau di panggang, lain halnya dengan Bebek Songkem ini. Daging Bebek Songkem dibungkus dengan daun pisang kemudian dikukus bersama bumbu pedas, hmmm sedapnya. Dagingnya benar-benar empuk, hingga saat saya gigit dagingnya begitu mudah lepas dari tulang. Saya berani bertaruh, nenek-nenek pun tidak akan repot menggigit untuk menikmati empuknya daging Bebek Songkem ini,hehehe. Selama saya makan bebek, saya rasa daging Bebek Songkem inilah yang paling empuk.

Kenapa dinamakan Bebek Songkem? Konon, awal mula istilah Bebek Songkem ini muncul karena dahulu masyarakat kota Sampang selalu menjadikan makanan ini sebagai oleh - oleh jika hendak berkunjung ke rumah Kyai. Masyarakat sana sering menyebutnya dengan istilah songkeman, makanya hingga sekarang bebek yang mereka bawa itu disebut Bebek Songkem.

Karena asli masakan Madura, sudah barang tentu ini bebek rasanya pedas asin. Benar-benar menyengat lidah. Disajikan dengan nasi yang masih hangat, lalapan kubis dan mentimun kemudian minumnya es jeruk, siang-siang pula, capcus! Dijamin bikin nagih. Rating 8 dari 10 jempol deh untuk bebek yang capcus ini. :D.
Harga seporsinya saya kurang tahu persis, yang jelas tidak sampai 15 ribu rupiah karena seingat saya, waktu itu Ayos mengeluarkan uang 63 ribu rupiah untuk mentraktir kami 4 porsi bebek, 3 gelas es jeruk, 4 gelas es teh, segelas air putih dan dua plastik kerupuk. Hehehe, terima kasih traktirannya Yos.

Lokasi warung bebek milik Pak Salim ini ada di Jalan Trunojoyo, Sampang kota. Jadi kalau lagi lewat daerah Sampang, tidak ada salahnya mampir untuk mencicipi bebek yang maknyus ini.:)

Ads Inside Post