Sabtu, 14 Maret 2009

Journey To Welirang

Awalnya tidak pernah sedikitpun kata "naik gunung" mampir dalam pikiranku. Alasannya simpel saja, dari dulu aku tidak pernah berani mencoba hal baru, apa lagi se extrem naik gunung yang butuh persiapan fisik dan mental. Jadi saat ada teman kuliah ngajak hiking, berpikir cepat mecari alasan untuk menolak adalah hal pertama yang aku lakukan:). Tapi setelah sering didoktrin dengan cerita-cerita dan foto-foto sama seorang teman yang hobi hiking, akhirnya timbul keberanianku untuk mencoba, sekalian ngetes seberapa siap fisik dan mentalku menghadapi hal yang belum pernah aku lakukan sebelumnya.Kebetulan gunung pertama yang aku tapaki adalah gunung Welirang. Oke perjalanan dimulai.

Gunung welirang, 3156 mdpl, satu komplek dengan gunung Arjuno. Dari Surabaya aku tempuh menggunakan motor bersama 3 teman. Kendaraan ini kami pilih karena kami anggap paling efisien, baik dari segi biaya ataupun waktu. Dari Surabaya kami berangkat menuju Tretes setelah sholat ashar, sampai di pos ijin pendakian menjelang magrib, kami transit sebentar untuk mengurus perijinan dan makan malam di warung dekat pos tersebut sambil mengobrol. Dalam hati sebenarnya ada perasaan takut karena ini adalah pengalaman pertamaku. Setelah mengecek perlengkapan, kami mulai meninggalkan pos ijin pendakian menuju pintu masuk jalur pendakian Welirang Arjuno. Didepan pintu masuk kami berdiri melingkar sambil berangkulan, berdoa meminta keselamatan dari Alloh SWT. Senter kami nyalakan dan kamipun mulai berjalan, inilah langkah pertamaku menapaki jalan menuju puncak pertamaku. Menaklukkan ketakutanku selama ini. Selama perjalanan tak henti-hentinya aku memohon keselamatan dari Yang Maha Kuasa, kira-kira satu jam perjalanan hujan mulai mengguyur, sayangnya tidak ada seorangpun dari kami yang membawa jas hujan. Akhirnya kami menggunakan atap tenda untuk berteduh. Setelah hujan agak reda, kami mulai berjalan lagi menuju pos pertama. Tidak tahu pastinya berapa jam kami berjalan yang jelas kakiku sudah agak ngilu, tapi dalam hati aku terus menyemangati diriku sendiri untuk terus berjalan paling tidak sampai pos pertama. Karena dari kami berempat fisikkulah yang paling lemah, sebisa mungkin aku tidak mau merepotkan mereka. Tiba-tiba salah satu teman berteriak, "Nu' deloken mburimu!".("Nu', lihat belakangmu!"). Subhanallah...bisa aku lihat lampu-lampu jalan berkelap-kelip, indah sekali. Kamipun berjalan kembali, dan tak lama kemudian kami sampai di pos pertama, para pendaki biasanya menyebut pos pertama dengan sebutan "Kop-kopan", aku tidak tahu artinya apa. Kamipun langsung mendirikan tenda yang lokasinya dekat dengan sungai supaya mudah mencari air. Kami berbagi tugas, dua orang mendirikan tenda dan sisanya menyiapkan makan malam. Menu makan favorit orang naik gunung adalah mie instan, karena dianggap efisien. Setelah makan kamipun tidur, melepas penat sejenak untuk mempersiapkan setengah perjalanan lagi menuju puncak basok pagi.

Pagi datang, saatnya melanjutkan perjalanan. Setelah mepersiapkan semuanya, mulai memasak, membereskan tenda sampai sarapan, kami melanjutkan perjalanan menuju pos selanjutnya,orang-orang menyebutnya "Pondokan". Satu jam dua jam kami berjalan tapi belum juga sampai. Dalam perjalanan kami menjumpai banyak pendaki dengan tujuan sama, puncak Welirang. Tapi ada juga yang menuju Arjuno. Jalur menuju Welirang dan Arjuno kalau ditempuh dari Tretes memang sama, tetapi hanya sampai pondokan setelah itu jalurnya berbeda. Ah akhirnya sampai juga di pos penambang, tapi hari sudah sore. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya kami memutuskan untuk mendirikan tenda disitu dan melanjutkan menuju puncak keesokan harinya.
Pos Pondokan adalah kompleks perumahan para penanambang belerang, tapi jangan dikira kompleks perumahannya seperti dikota lho karena berbeda sekali. Para penambang disini mendirikan pondok dari kayu dengan atap asbes hanya untuk melepas penat sejenak setelah mengangkut belerang seharian dari puncak Welirang. Sungguh berat pekerjaan ini bagiku. Setelah mendirikan tenda, memasak dan makan malam, kamipun istirahat. Menyiapkan fisik dan mental menuju puncak, karena jalur yang kami tempuh akan semakin berat.

Keesokan harinya kami melanjutkan perjalanan menuju puncak Welirang. Benar saja, jalan yang kami lewati berbeda dengan jalan menuju dua pos sebelumnya. Udara semakin tipis, belum lagi hawa dingin yang mulai terasa, padahal hari sudah agak siang. Semakin keatas tumbuhan yang kami temui semakin beragam, tidak hanya cemara atau pinus saja. Tumbuhan dan bunga-bungaan kecil berwarna-warni. Setelah melewati hutan pinus dan cemara, bisa dibilang kami hampir sampai karena puncak Welirang sudah kelihatan.

Rasa lelah dan penat seakan hilang, yang ada di pikiran kami hanyalah ingin cepat sampai puncak. Dalam perjalanan ke puncak itu, tiada hentinya aku mengucap syukur dan kagum akan lukisan alam dari sang Pencinpta.Bunga Edelweis muda yang segar dan tumbuhan dengan daun yang merah dikanan kiri kami, membuat mata dan hati terasa nyaman.Subhanallah...Terima kasih ya Alloh telah memberiku kesempatan melihat keindahan ini. Langkah semakin kami percepat karena tidak sabar ingin mencapai puncak. Tumbuhan hijau, asap yang mengepul dari kawah Welirang, langit yang biru, awan yang putih, dan batuan gunung, sungguh perpaduan warna yang balance. Tak lupa kami abadikan moment ini menggunakan kamera.

Berdebar-debar jantungku saat menuju kawah Welirang yang berasap, warna kuning dan bau belerang yang khas. Aku kira kawah Welirang adalah puncaknya, ternyata masih ada tempat yang lebih tinggi lagi tapi aku tidak berani naik karena terlalu curam. Aku sudah puas walau hanya sampai kawahnya saja. Akhirnya aku menunggu teman-temanku yang naik ke puncak. Cuaca di gunung cepat sekali berubah, dalam kesendirianku menunggu teman-teman turun dari puncak, tiba-tiba mendung datang dengan cepat, arah angin berubah menuju tempatku menunggu sambil membawa kabut dari bawah. Jarak pandang sangat terbatas, dadaku sesak karena udara semakin tipis dan dingin. Rasa takut mulai memasuki pikiranku. Aku hanya bisa berdoa. Akhirnya cuaca kembali normal hingga kami semua berkumpul dan bertemu teman-teman dari Unbraw. Karena mulai gerimis, kami memutuskan mencari tempat berteduh, tapi kami kalah cepat dengan hujan. Kami menemukan celah di dinding batu yang paling tidak bisa kami gunakan untuk berteduh sementara sampai hujan reda. Setelah hujan reda kami lanjutkan perjalanan menuju pondokan, karena menurut kami nanggung kalau bermalam di pondokan, jadi kami memutuskan bermalam di kop-kopan saja. Karena kami ingin sampai sana sebelum malam maka kami tancap gas menuruni lereng gunung. Ah sampai juga di kop-kopan meskipun sudah hampir malam. Kami mendirikan tenda, masak, bikin kopi lalu makan dan....tidur. Badan kami pegal semua setelah berjalan menuruni gunung tadi.

Paginya kami langsung menuju pos ijin pendakian, perjalanan tinggal separuh, fiuh. Kakiku ngilu semua tapi karena tidak sabar ingin cepat sampai kos-kosan dan bertemu teman-teman, ngilu tadi aku tahan sebisa mungkin dan akhirnya sampailah juga di pos ijin pendakian. Kami istirahat sebentar lalu langsung pulang. Ditengah perjalanan kami mampir sebentar di candi Jawi untuk foto-foto. Ingin segera aku ceritakan pengalamanku selama 4 hari ini. Pengalaman pertama yang sangat mengesankan.


Oiya, sebelumnya aku ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada temanku Aji yang sudah memberi semangat supaya aku mau naik gunung. Karena dia yang memberi doktrin dengan menceritakan pengalamannya naik gunung ditambah foto-foto yang ciamik, yang membangkitkan keberanianku naik gunung. Isol sang koki gunung, hehehe thanks ya sol sudah memasak untuk kita. Daru yang jadi frontman kita, hehehe thanks juga ya daru. That's all my story journey to Welirang mountain.

Salam hijau.

5 komentar:

  1. uh nice trip boi! ayo jalan-jalan lagiiiiii!

    BalasHapus
  2. hehe suwun yoz,ok lain kali kalau jalan-jalan lagi tak kabar-kabar.

    BalasHapus
  3. halo teman, blog aku yang lama kamu ganti ya link nya...

    sebenarnya berat untuk meninggalkan yang lam tersebut, namun ini kebutuhan jaman yang sudah tidak bisa lagi aku tolak...
    ni blog ku yang baru..

    kamar-kosong.blogspot.com

    BalasHapus
  4. ini komentarku tentang long trip kamu ke puncak welirang...

    kalau aku bicara apa adanya, aku itu salut ma kamu teman, dengan persiapan yang apa adanya, kamu ternyata bisa membuktikan kepada teman-teman bahwa kamu tidak selemah yang mereka kira,,

    kamu hebat noe...

    masalah kamu g sampe puncak itu bukan masalah besar, ini perjalanan kamu yang pertama tapi kamu sudah sampe di ketinggian 3000an Mdpl, aku aja dulu pertama ndaki cuma 1000 Mdpl..

    oke dah cayo buat kamu...

    kapan2 ke Semeru ya?

    BalasHapus
  5. hehehe suwun ji! kalo gak ada kamu yang 'ngompori' aku sama foto-fotomu yang ciamik mungkin sampai sekarang aku belum pernah hiking, bener-bener pengalaman yang exciting!Thanks bro! Kapan-kapan hiking lg,hee..

    nama blogmu agak 'ngedeni', jadi ingat filmnya cathy sharon:)

    BalasHapus

Ads Inside Post