Rabu, 04 November 2009

Memorable Sempu

Alhamdulillah, akhirnya tercapai juga mimpi saya untuk menjelajah pulau Sempu bersama teman-teman kuliah saya. Awalnya saat H-2 saya sempat ragu untuk ikut karena kondisi kesehatan yang kurang memungkinkan, badan meriang, batuk ditambah lagi teman saya bilang ini adalah gejala demam berdarah. What?! DB?! Seketika itu juga bayangan indahnya pulau Sempu tiba-tiba berubah menjadi salah satu kamar inap di RS Haji. Astagfirullah, cepat-cepat saya hilangkan pikiran itu. Sampai akhirnya, dengan berbekal do'a dan mimpi ingin melihat indahnya Sempu, saat hari H saya ikut juga.

Berangkat dari Surabaya sekitar jam dua belas malam menggunakan tiga buah mobil, kami ber dua puluh dua orang meluncur menuju arah Malang. Perjalanan pada malam hari jelas lebih menghemat waktu karena jalanan yang masih sepi. Setelah beberapa saat istirahat di POM bensin daerah Turen, kami lanjutkan perjalanan melewati jalan pegunungan yang tidak terlalu lebar dan yang pasti berkelok-kelok menuju selatan Malang.

Sekitar jam setengah tujuh pagi, sampai juga kami di pantai Sendang Biru. Harus saya akui, baru pertama kali ini saya pergi ke pantai pagi-pagi. Tenang dan menyejukkan. Sendang Biru cukup bersih, yah paling tidak saya tidak menjumpai benda bulat lonjong berwarna 'kuning keemasan' yang berseliweran. Mobil kami titipkan di halaman salah seorang warga Sendang Biru, pak Kardi namanya.

Jangan harap ada kapal sejenis Titanic dengan segala kemewahannya disini karena perjalanan dari Sendang Biru ke Sempu hanya butuh waktu sekitar 10 menit, jadi perahu motor sederhana saja rasanya sudah cukup, hehe. Sistem sewa perahu disini adalah antar jemput, jadi kita harus janjian dulu ingin dijemput jam berapa dari Sempu karena sinyal seluler di Sempu kurang bagus.

Seperti kebanyakan daerah konservasi pantai lainnya, tepian pulau Sempu juga ditumbuhi bakau yang lumayan besar. Saat itu air masih pasang sehingga perahu bisa mengantar kami sampai bibir pulau. Tujuan utama menjelajah Sempu adalah melihat Segara Anakan. Sebuah cekungan besar berisi air laut yang dikelilingi batu karang, sehingga terlindung dari ganasnya ombak Samudera Hindia.

Track yang harus dilalui untuk sampai ke Segara Anakan adalah jalan setapak yang medannya berupa tanjakan dan turunan, sulur dan akar pohon yang besar-besar tidak pernah hilang dari pandangan. Terkadang kita juga harus melompati pohon besar yang tumbang, melewati jembatan kecil dan juga bebatuan. Suara kicauan burung dan bau khas hutan di pagi hari sungguh membuat saya lupa kalau sebenarnya kami semua belum sarapan. Krukk. Krukk. Hahaha whatever, saat itu yang ada di pikiran saya adalah sesegera mungkin melihat Segara Anakan yang eksotis itu.

Setelah kira-kira 45 menit berjalan, suara gemuruh ombak mulai terdengar. Rasa ingin tahu saya semakin membuncah saat mulai terlihat bakau yang menandakan bahwa pantai sudah dekat. Dan tak lama kemudian pemandangan Segara Anakan sudah tersaji di depan mata. Subhanallah, airnya jernih, tenang, pasirnya putih dan dikelilingi karang yang ditumbuhi pepohonan hijau. Namun sayang pemandangan yang apik itu jadi ada nilai minusnya akibat sampah pengunjung yang berceceran.

Selain dari tepian, keindahan Segara Anakan juga bisa dinikmati dari atas tebing karang. Lebih bagus malah. Jadi jika kita melihat dari atas tebing, di sisi utara kita bisa melihat Segara Anakan yang warna airnya terlihat hijau dan di sisi selatan adalah birunya Samudera Hindia yang luas dengan barisan karang-karangnya yang besar. Sungguh perpaduan yang apik antara keindahan dan kemegahan.

Sebenarnya sih sudah ada papan larangan untuk tidak memanjat tebing karang ini tapi dasar manusia, semakin dilarang, rasa penasaran akan semakin menjadi-jadi. Akhirnya saya, Hudan, Faridz, Ita, Nimas dan Kak Ayu nyerah dengan rasa penasaran kami, nekat bergelantungan manjat tebing karang, kapan lagi nyobain rockclimbing seperti ini, kalau di kota mah yang ada hanya panjat pinang itu saja setahun sekali waktu Agustusan.

Sempat terjadi perdebatan apakah dari Segara Anakan mau langsung pulang atau tracking lagi ke pantai Pasir Panjang. Setelah berembuk akhirnya dicapai kesepakatan untuk tracking lagi ke Pasir Panjang. Untuk menuju pantai ini harus melewati 3 pantai lagi dari Segara Anakan yang artinya kami harus naik turun bukit sebanyak empat kali lagi. Wew! Jadi inget soundtrack ninja Hattori yang versi Indonesia. Ternyata setelah pantai kedua, beberapa orang teman sudah nyerah untuk melanjutkan ke Pasir Panjang. Akhirnya kami putuskan untuk kembali menuju tempat jemputan perahu.

Saya tidak tahu nama pantai kedua ini, yang jelas pantai ini tidak kalah bagus dengan Segara Anakan. Bedanya, kalau di Segara Anakan airnya cukup tenang sedangkan di pantai ini karena langsung berhadapan dengan Samudera Hindia jadi ombaknya cukup besar.Sangar!

Pantai Selatan memang memiliki daya magis yang luar biasa. Membuat kebanyakan orang yang melihat akan senantiasa tertarik untuk mendekat meskipun ombak pantai selatan seperti itu, paling tidak salah seorang teman saya telah membuktikannya. Begitu excited-nya dia hingga peringatan dari kami sempat dia abaikan. Tak berapa lama kemudian datanglah ombak menerjang tubuhnya. Untungnya saat itu dia berpegang erat pada karang di depannya sehingga bisa dia jadikan tumpuan. Beberapa dari kami yang dari tadi terus mengawasi secara spontan berlarian menjemputnya, ternyata kakinya kram makanya dia tidak segera menghindar tadi. Alhamdulillah, tidak jadi masuk berita surat kabar lokal.

Perjalanan pulang menuju tempat jemputan perahu membutuhkan waktu lebih lama jika dibandingkan saat berangkat karena selain stamina yang sudah terkuras, ada salah seorang teman yang kakinya kram sehigga perlu istirahat agak lama. Untuk tips, sebaiknya jangan menggunakan sandal jepit saat tracking ke Sempu, terlebih lagi sandal klompen, karena medan yang naik turun dan agak licin sangat beresiko membuat kita terpeleset dan kram. Gunakan sandal gunung atau sepatu yang grid bagian bawahnya cukup kasar.

Kami tiba di bibir pulau sekitar jam 1 siang dan tarraaaa..!!! Air sudah sudah surut dan perahu berada agak jauh ke tengah teluk sodara-sodara! Mari lanjutkan perjuangan menuju perahu melewati karang-karang kecil yang lumayan tajam. Sebenarnya sih bukan masalah bagi saya tapi karena kaki saya saat itu sudah lecet, jadi saat terkena air laut bisa tahu sendiri perihnya gimana. Aihh! Salah satu lirik lagu Anggur Merah milik almarhum bang Meggy ternyata bener.

Fasilitas di Sendang Biru cukup lengkap, mulai dari penginapan, mushola, tempat parkir hingga toko kelontong. Oiya yang paling penting adalah toilet umum karena setelah tracking di Sempu, badan yang kotor dan cuaca pantai yang cukup panas akan membuat kita ingin segera mandi. Terdapat enam toilet umum di Sendang Biru yang tentunya kita harus bayar, waktu itu saya dapat toilet yang atapnya terbuka, jadi jika melihat ke atas yang terlihat ya langit dan pepohonan, tidak jarang juga burung-burung berseliweran di atas saya. Untung tidak ada yang pengen, liat temannya mandi. Haha.

Satu hal yang paling saya syukuri selain kami semua selamat sampai rumah atau kos masing-masing adalah cuaca saat di Sempu cukup cerah dan hanya sedikit mendung, tidak sampai hujan. Sungguh pengalaman yang memorable.

Special thanks to:
Hudan, Faridz, dan Wakhid, para driver tangguh yang nyetir mobil kami pulang pergi Sendang Biru - Surabaya. Setiadi untuk kamera w-150 nya, kameramu memang keren Setz, teman-temanku mengakuinya, haha. Hanif untuk tripodnya, berkat tripodmu kami bisa foto full team dan salah satu hasil fotonya dinobatkan sebagai foto terbaik, versi kami tentunya, hehe. Teman-temanku semua, dua puluh dua orang yang goxkil abis, persiapkan travelling selanjutnya.

2 komentar:

  1. wah.. bikin mupeng...!!
    pdhl dr sma pgn ke sempu tp gk prnh keturutan mpe skrng.. :(
    mesti onok ae halangane..
    yawes doakan saja...
    honeymoonku ntar ke sempu...
    wkwkwkwkwk... =D

    BalasHapus
  2. kita minta yang kita inginkan, Allah memberi yang kita butuhkan.

    sempu apik soro emang In!! harus kesana suatu saat, nyobain trackingnya, seru!

    honeymoon?? hmm boleh-boleh, tapi ga ada listrik n sinyal hp lho, hehe

    BalasHapus

Ads Inside Post