Sabtu, 28 Mei 2011

Iga Bakar & Penyet Pandanwangi


Text & Photo oleh Fajar "ndud" Dwinugroho

Beberapa waktu yang lalu saat saya pulang ke Jember, mbak saya, panggil saja mbak Nenk,  mengajak saya untuk mencoba iga bakar. Katanya sih murah dan enak. Hhhmm.. semurah-murahnya iga bakar paling ya di atas 15 ribu rupiah.  Wah, kudu siap duwek akeh iki. Sebagai penikmat kuliner nusantara, tentu saja saya tidak menyia-nyiakan kesempatan ini.

Siang itu matahari sangat terik di atas Jember, dan saya sudah janjian dengan mbak Nenk untuk pergi ke tempat iga bakar. Butuh semangat ekstra untuk kesana karena selain panas yang menyengat, jaraknya dari rumah saya lumayan jauh, sekitar belasan kilometer. Maklum, rumah saya jauh di pinggiran Kota Jember.

Sampai di tempat yang kami tuju, tertera nama  “Warung Pandanwangi”. Warung yang mengambil bagian depan rumah pemiliknya ini cukup asri. “Tapi kok sepi ya, opo ga enak?, gumam saya. Saya dan mbak Nenk pun segera memesan  satu porsi iga bakar, satu porsi iga penyet dan dua gelas es jeruk nipis. Sepuluh menit kemudian menu pesanan kami datang. Pada pandangan pertama saya lihat kedua hidangan iga sapi ini cukup lezat . Iga penyet dihidangkan di atas cobek kecil, lengkap dengan sambel di atasnya. Sambelnya juga kelihatannya cukup enak karena ada potongan jeruk sambelnya juga. Beda dengan iga penyet yang dihidangkan diatas cobek, menu iga bakar warung ini kelihatan lebih menggoda. Daging iganya tampak lebih mengkilap, mungkin karena kecap dan bumbu yang ikut dibakar. Oh ya, jika kita memesan kedua menu ini, di dalamnya sudah termasuk nasi putihnya juga.

Awalnya saya makan iga penyet, karena memang itulah menu pilihan saya. Alasannya karena saya ingin membandingkannya dengan iga penyet yang ada di salah satu restoran di kota buaya. Pertama saya icip si sambel, Cesss...!! meskipun kelihatan seperti banyak tomatnya, tapi sambelnya cukup pedas. Rasanya pun semakin dipernikmat oleh irisan jeruk sambel. Kalau iga penyetnya sendiri, taste yang terasa di lidah cukup enak. Iga yang digoreng lalu dipadukan dengan sambel ini memang mantap.

Karena melihat tampilan iga bakar yang dipesan mbak saya cukup menggoda, saya pun minta sepotong iga bakar itu. Clep..!!, satu potong kecil iga bakar masuk ke mulut saya, dan wow, rasanya sangat enak! Kalau menurut Pak Bondan mungkin mak crusstt... Bumbu khasnya yang bercampur dengan kecap itu, menyelimuti iga dengan sempurna, ditambah aroma bakar yang semakin memperkaya rasanya. Iga bakar ini memang sedikit lebih alot daripada yang pernah saya makan sebelumnya. Namun, justru agak alot inilah yang membuat kita akhirnya harus menggigit iga itu. Dengan begitu, rasa iga bakar akan semakin terasa sampai ke akar gigi :p

Menurut saya, ukuran kedua menu iga ini cukup besar, sebesar tiga ruas tulang iga. Jangan lupa minuman jeruk nipis agar lemak-lemak yang tertimbun bisa digelontor oleh minuman ini. Setelah menghabisi iga ini dengan sukses, saya langsung berpikir, “Berapa hargane ya? Sepertinya mahal”. Oke, saya pun ke kasir. Mbak Nenk tanya ke pemiliknya, “Iga penyet, iga bakar, es jeruk nipis dua. Berapa?”. Si pemilik warung pun menjawab, “Dua puluh lima ribu rupiah”. Hweee... saya spontan bilang, “Kok murah?”.  Dan si ibu dengan senyum nya berujar, “Pengen tak mundakno ta regane?”

Di Warung Pandanwangi ini, ternyata satu porsi iga, baik bakar maupun penyet, dibanderol dengan harga Rp. 10.000,- saja. Dengan harga segitu sudah termasuk nasi putih, sambel dan lalapan. Murah khan? Selain menyediakan menu iga, warung yang terletak di Jl. Hayam Wuruk 172 Jember ini ternyata juga menyediakan menu-menu nikmat lainnya, seperti garangasem, gurame bakar, tahu telur, salad buah, dll. Semua menu ini tentunya ditawarkan dengan harga yang cukup terjangkau. Enjoy!:)

9 komentar:

  1. What? Demi apa Iga dibakar n enak gitu keliahatnnya cuma 10 ribu..sini buka cabang di pontianak pasti laris.

    FYI, di POntianak Iga dibikin sop aja harganya 20 ribu

    BalasHapus
  2. saatnya fajar bikin blog sendiri :D ayo jar nggawe blog :D

    btw, lek iki kok gak tau nulis maneh?? :D

    BalasHapus
  3. Coook nggarai ngiler isuk-isuk coookkkkkk! :p

    BalasHapus
  4. @ mbak Safinah Surya Hakim : demi seluruh iga bakar yang ada di penjuru bumi. hehe
    HHMM... mungkin dari bahan baku juga udah beda mbak harganya. makanya dolan ke Jember mbak... hehe

    @Nuran Wibisono: wah, ane masih moody n ga stabil bro dalam tulis-menulis. wedine ngko blog ku sepen. makane aku jadi kontributor aja di blog'e lek. gpp khan lek?

    @Ayos Purwoaji : Iki isuk2 wes misah misuh ae...
    wah bahay iki, ben bayekmu g ngileran ngko, ndang ditumbasno iga bakar soy...

    BalasHapus
  5. @nuran : "sok sibuk" garap TA ran:p

    BalasHapus
  6. nurulek kenek pinalti... ga boleh ngmng itu lek, sebutlah dengan "tugas yang ga boleh disebut"..

    BalasHapus
  7. manpep iki!!!harus segera dicoba......

    BalasHapus
  8. mas piwie & mbk fira : monggo silahkannn:)

    BalasHapus

Ads Inside Post